Just For Me

"jUst for me" bukan berarti aku ini egois dan tidak mau berbagi, karena aku menulis di blog ini sesuai apa yang aku mau.

ALESSANA

Bagian 3

Satu malam di restoran

Keringat mengalir membasahi pelipis, kubuka mata perlahan dan ku lihat guling disisiku. Nathan masih hadir dalam mimpiku bahkan di siang hari seperti ini. Aku mencintai dan merindukannya. Sial! Aku merasa sangat kacau. Sejenak aku lirik potret kami berdua waktu liburan tahun lalu, semua terasa indah. Aku bergerak menuju meja belajar, kupandangi sebuah replika motogp Honda RC211V milik rider Sete Gibernau yang pernah diberikan nathan kepadaku. Nathan. Ia inspirasi untukku mengajarkan banyak hal yang berharga dalam duniaku, dan membuatku paham akan arti sebuah kehadiran dalam kehidupan. Namun ia ”pergi” bahkan di bulan kelahiranku, meninggalkanku, begitu saja sama seperti kedatangannya yang tiba-tiba dalam hidupku dan tak pernah kuperhitungkan sebelumnya.

Aku berjalan menuju garasi, lalu menengok ketika tahu Ibuku mengikutiku. ”Alesana? Kau mau kemana? Ke taman dan mengharap dia ada disana ? ”

Aku menggeleng sambil membuka pintu mobil ”Aku hanya ingin makan malam di luar saat ini. Lagi pula aku sudah mengunjungi taman sore tadi sepulang sekolah”

Hampir setiap hari selama 6 bulan aku memang selalu mendatangi taman kota berharap Nathan akan muncul disana, walaupun aku tahu itu hanya mimpi. Aku tidak tahu harus mencarinya kemana, tidak ada nomor telpon yang bisa aku hubungi dan aku tidak mengenal satu pun teman dia disana. Satu satunya yang kupunya adalah alamat orangtuanya itupun sangat jauh butuh waktu 1 hari penuh untuk mencapainya. Hatiku semakin kacau jika harus mengingat ini semua, perasaan kebas menjalari seluruh tubuhku, aku menyesali kenapa aku tidak bisa melakukan apa apa disini. Ku kemudikan mobilku menuju jalan raya besar. Salah satu restoran disana milik sahabatku Cleon.

Setibanya di parkiran restoran itu, kulihat Cleon sudah menungguku di depan pintu utama, dia tersenyum manis dengan gaya khasnya menarik-narik rambut bagian belakang agar tetap berdiri. Ia menemaniku duduk di meja yang langsung menghadap ke jalan raya ” bagaimana pentas teatermu kemarin? Maaf aku tidak bisa datang karena jadwal kuliahku yang padat, dan sebagai gantinya aku traktir kau hari ini” sambil menyodorkan menu makanan kepadaku. ”tidak terlalu buruk, thanks tapi hari ini aku tidak ingin makan apa-apa, aku hanya perlu sedikit bantuanmu” jawabku dengan muka sedikit memelas. Cleon memandangku lurus mencoba menebak apa yang aku pikirkan ” kau merencanakan sesuatu..??

Aku menghela nafas panjang, biarpun aku sudah bermain teater dan sudah melakoni berbagai karakter tapi aku tidak bisa membohongi cleon sedikitpun, dia langsung bisa membaca pikiranku. ” ayahku mendapatkan voucher berlibur dari kantor ke Bangkok untuk dua orang, sudah pasti ibu akan ikut bersamanya dan aku akan punya banyak waktu untuk mencari Nathan. Aku sudah memikirkan ini jauh-jauh hari begitu ada kesemptan aku akan ke rumah orangtuanya”

Cleon mengerutkan keningnya seolah tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar ”apa kau sadar dengan apa yang baru kamu katakan..?? rumah orangtua Nathan sangat jauh dari sini kita perlu seharian penuh”

”aku sangat sadar, kamu pikir untuk apa selama ini aku main teater dan bekerja paruh waktu, itu semua demi menambah uang tabungan aku. Dan aku mohon ketika orangtuaku tanya nanti tolong bilang aku baik baik saja dirumah. Kamu mau melakukannya untukku..?? ”

”Aku tidak yakin” jawab Cleon dengan ragu

” aku pikir kamu sudah bisa melupakannya, dengan apa kau akan kesana? Aku bisa membantumu tapi aku juga punya permintaan ” kali ini nada suaranya Cleon berubah, seperti ada kekecewaan dalam dirinya.

” Aku tidak akan tenang selama aku belum mendapatkan penjelasan apapun, aku bosan menebak-nebak, kenapa dia meninggalkan aku tanpa aku tahu alasannya, aku sangat tersiksa dengan perasaan ini, sudah kuputuskan setelah mengantar ayah dan ibu ke bandara aku langsung pergi naik keretaapi, karena aku tidak mungkin mengendarai mobil kesana, aku tidak punya surat ijin mengemudi, dan speedometer tidak bisa dibohongi. Apapun syaratnya, aku akan lakukan selama itu tidak merugikan aku”

Cleon masih saja menatapku, aku tidak mampu untuk menatapnya, aku merasa sudah mengecewakan dia, tapi ini adalah pilihanku

” Kau memang egois dan keras kepala Alessana..”

Nathan berdiri dan menatapku dengan ekspresi muka yang tidak dapat aku mengerti, dia memandang jauh ke jalan namun tatapannya kosong, aku mengikuti di belakangnya

Dia berbalik ke arahku dan menatapku lekat lekat ” aku akan membantumu tapi aku harus ikut denganmu ke sana dan kau tidak bisa menolakku”

Lalu dia tersenyum, aku sungguh sangat beruntung mempunyai sahabat sekaligus kaka buatku, walaupun aku tahu senyum itu dipaksakan, tapi setidaknya dia tidak marah padaku.

0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Blog ini sengaja dibuatuntuk belajar menjadi wartawanbagi diri sendiri makany gw kasih judul just for me,,mualailah menulis dari hal yang terkecil..

chating


ShoutMix chat widget

Pengikut

Powered By Blogger

welcome

selamat datang di blog saya yang sederhana
thanks dah mahu berkunjung, jangan lupa kasih komentar ya,,,!!